Senin, 04 Juni 2012

IPA ATAU IPS ?


   Semester 2 kelas 1 SMA memang menjadi saat yang benar-benar memusingkan bagi seorang pelajar karena bingung dalam menentukkan pilihan jurusan yang tepat bagi masa depan mereka. Aku juga merasakan hal yang sama seperti anak SMA pada umumnya. Namun, aku cukup teguh pendirian dalam hal yang satu ini.
          Awalnya, GALAU yang aku rasakan. Karena keinginan orang tua yang menghendaki memilih jurusan ipa, walaupun sebenarnya mereka tidak pernah memaksa ku untuk menuruti keinginan mereka tapi ketika aku bilang aku ingin jurusan ips mereka pun bertanya-tanya apa baiknya dari jurusan ips itu sendiri. Sedangkan diriku secara pribadi sangat tidak menyukai pelajaran science yang ada dalam jurusan ipa seperti Kimia dan fisika. Hal itu semata karena aku sangat tidak mudah mencerna pelajaran yang memerlukan pemahaman konsep yang mendalam itu.
Setiap guru mata pelajaran sibuk berusaha memberikan sisi positif dari jurusan itu masing-masing. Guru ipa selalu mengagung-agungkan betapa istimewanya kedudukan seorang anak ipa di mata masyarakat. Guru ips pun mati-matian meyakinkan siswa agar jangan berpikiran kolot seperti itu lagi. Kami hanya seorang anak remaja yang belum bisa teguh dalam pendirian yang satu saja. Kebanyakan teman-temanku, mereka selalu plin-plan dalam menentukan jurusan ini.

Setalah waktu panjang, aku pun memutuskan untuk masuk ke dunia sosial yang sebenarnya, jurusan ips. Aku yakin, inilah takdir hidupku yang sebenarnya. Berkat dukungan dari seorang guru ekonomi yang berasal dari jurusan ipa yang berkata seperti ini; “Dalam menentukkan jurusan, apakah ipa atau ips, kalian hanya perlu memikirkan 3 hal, yaitu: 1.Interest 2.Ability 3.Ambition”
Dengan memilih ips sebagai jurusan ku, dengan kata lain, aku telah berhasil memperkecil lingkup cita-cita ku di masa depan. Sebagai hasilnya, aku tidak perlu merasa kebingungan lagi nantinya dalam menentukan pekerjaanku. Karena aku telah yakin tidak akan memilih jurusan tekhnik (kebanyakan cowok sih, serem kalo ikut di tekhnik universitas entar), dan mengikuti fakultas kedokteran sangatlah kecil kemungkinannya karena mempertimbangkan beberapa hal, seperti; biaya kuliah yang sangat mencekik dengan kondisi perekonomian keluargaku yang serba sederhana (lagipula orangtua ku masih punya 2 orang anak lagi yang membutuhkan biaya sekolah tidak hanya diriku), mengharapkan beasiswa sangatlah kecil harapan dengan hanya bermodalkan otak yang serba pas-pasan ini. Waktu kuliah yang dimakan pun sangatlah lama, dan tidak ada juga yang bisa menjamin bahwa semau orang yang masuk FK itu berhasil, karena semuanya tergantung dengan diri pribadi maisng-masing.
Begitulah sepelit cerita tentang pengalaman galau ku dalam pemilihan jurusan ips ini. Masih sangat banyak orang yang menganggap bahwa ips itu gampang, namun aku menemukan banyak hal baru yang sangat bertentanagn dengan pendapat orang diluar sana. Mereka bilang pelajaran ips seperti; sosiologi, geografi dan ekonomi itu hanya butuh kemampuan yang menghafal, tapi bagiku tidak hanya itu. Tetapi juga kemampuan analisis yang tinggi dalam memahami konsep materinya. Ditambah lagi ilmu sosial selalu berubah tidak pasti seperti ilmu ipa. Dan disnilah aku menemukan adanya tantangan hidup yang baru dari mengerjakan soal akutansi yang bikin otak meledak kalau akhirnya tidak dapat balance/seimbang, dilanjutkan dengan demand dan supply yang selalu membingungkan jika tidak belajar serius untuk hal yang satu ini.
Kami pun merasakan kebersamaan yang sangat erat dalam keluarga karena kami bisa bersatu didukung lagi kelas ips di sekolahku yang hanya terdiri dari satu kelas. Logikanya saja, jika suatu jurusan hanya membuka peluang untuk 21 anak saja untuk berkesempatan belajar sosial. Maka kesimpulannya, jurusan itu sangatlah selektif dalam memilih orang yang benar-benar berhak untuk masuk dalam jurusan itu. Dan Alhamdulillah aku merupakan salah satu orang yang beruntung dari sekian banyak orang.


Sma Pembangunan satu Jalan Poras No.7 Sindang Barang Loji kota Bogor Bogor Tengah Telp.(0251)8346223 Website: www.pesatinfo-sma.com

0 komentar:

Posting Komentar